Departments

Learn more about our departments

Perbedaan Masker dan Cara Membuat Masker

Sudah 2 tahun wabah Covid-19 merajalela di Indonesia, setiap orang diwajibkan untuk selalu menggunakan masker saat beraktivitas di luar rumah sebagai protokol wajib dalam memutus rantai penyebaran virus ini. Alasannya adalah untuk menghindari diri dan orang lain dari droplet yang tercemar oleh virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat. Masker merupakan kebutuhan wajib yang harus dimiliki setiap orang.

Masker dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu masker medis, masker non medis, masker earloop, dan masker headloop. Namun, apakah perbedaan keempat jenis masker tersebut? Bukankah tujuannya sama-sama untuk melindungi diri dan orang lain dari droplet yang cepat menyebar melalui udara? Kamu harus tahu bahwa 4 jenis masker tersebut juga memiliki perbedaan dalam beberapa aspek dan keunggulan tertentu. Maka dari itu, mari simak perbedaanya!

Perbedaan Masker Medis dan Non Medis

Masker Medis

Masker medis atau yang biasa dikenal sebagai masker bedah, merupakan jenis masker yang biasanya digunakan oleh:

  1. Petugas kesehatan yang sedang menjalankan perannya dalam menangani pasien (adanya kontak dekat dengan pasien).
  2. Seseorang yang berada di tempat ramai dan sulit menjaga jarak dengan orang lain.
  3. Seseorang yang berusia diatas 60 tahun, daya tahan tubuh lemah, dan rentan terkena penyakit.

Masker yang biasanya berwarna biru atau hijau ini dapat dengan mudah ditemukan di pusat perbelanjaan atau e-commerce. Keefektifan dari masker medis adalah dapat menahan percikan air liur (droplet) sekitar 80%-90%. Sayangnya, masker medis ini hanya dapat digunakan sekali pakai selama 4 jam pemakaian saja. Setelah itu, kamu harus membuangnya ke tempat sampah dan menggantinya dengan masker medis yang bersih atau belum dipakai sama sekali.

Masker Non Medis

Karena jumlah masker medis semakin langka, maka terdapat alternatif lain yang dapat digunakan untuk menghindari percikan droplet, yaitu dengan menggunakan masker non medis. Masker non medis ini biasanya dapat digunakan berkali-kali. Setelah pakai, cuci kembali, dan biarkan kering hingga dapat digunakan kembali.

Masker non medis ini menjadi pilihan pas untuk masyarakat umum yang kondisinya sehat dan tidak berada di lingkungan yang ramai dan masih bisa menjaga jarak dengan orang di sekitarnya. Masker non medis biasanya terdiri dari 3 lapisan dengan material yang berbeda. Masker ini dapat menahan droplet sekitar 70% saja, artinya masker non medis ini tidak seefektif masker medis untuk menghindari diri dari droplet yang tersebar melalui udara.

Perbedaan Masker Earloop dan Headloop

Kedua masker ini tetap memiliki fungsi untuk menghindari dirimu dan orang lain dari droplet. Perbedaan yang paling mudah diketahui adalah masker headloop lebih unggul dibandingkan dengan masker earloop. Alasannya adalah karena masker headloop ini dikaitkan di kepala sehingga tidak akan menimbulkan rasa sakit di telinga seperti ketika menggunakan masker earloop. Selain itu, masker headloop juga lebih unggul untuk mencegah virus untuk masuk ke hidung dan mulut karena lebih erat dan tidak menimbulkan celah yang cukup besar seperti masker earloop.

Penggunaan masker begitu dibutuhkan sehingga kamu perlu untuk selalu menyiapkan persediaan masker di rumah. Kehadiran masker medis memang baik dan dapat dikatakan efektif untuk melindungi diri dan orang lain. Namun, masker medis juga dapat menjadi ancaman bagi lingkungan karena dapat menimbulkan penumpukan sampah masker dalam jumlah yang banyak.

Untuk mengurangi sampah masker medis dan dapat menghemat uang, kamu BISA BANGET membuat masker kain tiga lapis sendiri dengan mudah dan pastinya lebih terjangkau.  

Baca juga: Tips Menjaga Imun Tubuh di Masa Pandemi

Cara Membuat Masker Kain Tiga Lapis

Seperti yang terdapat pada penjelasan masker non medis, terdapat 3 lapisan material yang dapat membantu menahan masuknya droplet untuk masuk ke hidung dan mulut setiap individu.  Masker kain yang dibuat dengan 3 lapisan ini sangat disarankan karena keefektifannya.

Ada beberapa jenis kain yang dapat kamu gunakan untuk membuat masker kain seperti katun, tisu, sutra, nilon, polypropylene, dan polyester. Namun, semakin tebal bahan lapisan yang digunakan, maka akan semakin sulit kemampuan setiap individu untuk bernafas.

Maka dari itu, menurut WHO (World Health Organization), kamu harus mempersiapkan material yang ideal untuk digunakan seperti:

  1. Kain katun untuk menyerap droplet untuk lapisan paling dalam.
  2. Bahan polipropilen untuk proses penyaringan di lapisan tengah.
  3. Bahan polyester atau campuran polyester yang tidak mudah menyerap untuk menghilangkan droplet di lapisan luar.

Untuk proses pembuatan masker kain tiga apis, kamu dapat mengikuti step-by-step berikut ini.

  1. Membuat pola masker sesuai keinginan menggunakan kertas.
  2. Gunting pola yang sudah dibuat dan jahit kain sesuai dengan pola.
  3. Gabungkan masing-masing lapisan sesuai urutan (dalam ke luar)
  4. Masukkan penyangga kecil yang menyesuaikan bentuk hidung. Penyangga tersebut dapat berupa plastik.
  5. Beri rongga pada sisi kanan dan kiri masker.

Itulah bahan-bahan dan cara membuat masker kain 3 lapis sesuai standar WHO. Agar tetap terjaga dari virus berbahaya, Impero Medika menghadirkan berbagai alat kesehatan seperti APD hazmat, sarung tangan medis, masker medis, dan alat-alat kesehatan lainnya, yang terdaftar resmi di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES).

Untuk kamu yang membutuhkan masker medis 3 ply dan masker KF94 dengan kualitas yang bagus dan harga kompetitif, Impero Medika menyediakan berbagai macam masker medis dan perlengkapan medis lainnya, untuk informasi lebih lanjut hubungi :

WA/Telp :

(0811-9213-989)

(0811-9121-398)

(0857-7646-9206)

Email :

sales@imperomedika.com

Head Office :

Grand Slipi Tower Lt. 5 Unit F JL. Letjend S. Parman Kav. 22-24 Rt. 001 Rw. 004. Palmerah, Jakarta Barat

Share this post